KISAH AL-QUR'AN / QASHASH AL-QUR'AN Bag. 1 (makalah lengkap)

KISAH AL-QUR'AN
QASHASH AL-QUR’AN 
Bag. 1
pengertian, macam, karakteristik dan tujuan kisah al-Qur'an

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
makalah ini membahas tentang bagian dari ulumul qur'an, yaitu tentang kisah al-qur'an, dalam bahasa arab disebut qashash al-qur'an, yang akan dibahas dalam makalah ini tentang pengertian qashash al-qur'an, macam qashash al-qur'an, karakteristik qashash al-qur'an, dan tujuan dari qashash al-qur'an.    
Al-qur'an merupakan kalam Allah swt. yang berisi petunjuk bagi manusia. Ajaran-ajarannya disampaikan secara variatif serta dikemas sedemikian rupa. Ada yang berisi informasi, perintah dan larangan, ada juga yang dimodifikasi dalam bentuk diskriftif kisah-kisah yang mengandung pelajaran atau petunjuk yang dikenal dengan kisah-kisah dalam Al-qur'an. Tuntunan dalam Al-qur'an adakalanya disampaikan melalui kisah-kisah dengan tujuan untuk menjelaskan bantahan terhadap kepercayaan-kepercayaan yang salah dan bantahan terhadap setiap bujukan untuk berbuat ingkar, serta menerangkan prinsip-prinsip Islamiyah dalam berdakwah[1].
            Sudah menjadi ketentuan, bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt. mempunyai banyak keunikan, salah satu keunikannya adalah suka mendengar dan mempelajari cerita. Hal tersebut disebabkan karena kisah dapat menarik perhatian apabila di dalamnya terselip pesan-pesan dan pelajaran yang dapat menanamkan kesan rasa ingin tahu tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Nasehat atau pelajaran yang disampaikan tanpa variasi, walau dengan tutur kata yang indah, belum tentu dapat menarik perhatian akal, bahkan isinya pun belum tentu dapat dipahami. Akan tetapi bila nasehat itu dituangkan dalam bentuk kisah yang menggambarkan peristiwa dalam realita kehidupan, maka akan terwujudlah dengan jelas tujuannya. Sehingga akan merasa senang mendengarkan, memperhatikannya dengan penuh kerinduan dan rasa ingin tahu, dan pada gilirannya ia akan terpengaruh akan nasehat dan pelajaran yang terkandung di dalammya.
             Dikemukakan oleh Manna Khalil al-Kattan[2], bahwa kesusasteraan kisah dewasa ini telah menjadi seni yang khas diantara seni-seni bahasa dan kesusasteraan. Kisah yang benar telah membuktikan kondisi ini dalam Uṣlub Arabi secara jelas dan menggambarkannya dalam bentuk yang paling tinggi, yaitu kisah-kisah Alquran. Kisah-kisah dalam Al-qur'an tentu saja berbeda dengan cerita atau dongeng lainnya, karena mempunyai karakteristik di dalamnya. Dalam Al-qur'an kisah merupakan petikan-petikan dari sejarah sebagai pelajaran bagi umat manusia yang senantiasa dapat menarik manfaat dari peristiwa-peristiwa itu.
            Secara eksplisit Alquran berbicara tentang pentingnya sejarah, hal tersebut tertera dalam Q.S. Ali Imran (3):140 berbunyi:
إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الأيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
Dan jika kamu (pada perang uhud) terkena luka, Maka kaum lainpun (kafir) kena luka pula seperti itu. Dan hari (kejayanan dan kekalahan) itu akan datang silih berganti diantara manusia[3].

B. Rumusan Masalah
            Berangkat dari pembahasan pada latar belakang di atas, maka dapatlah dikemukakan permasalahan yang menjadi inti pembahasan dalam makalah ini, yakni sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengertian Qaṣhaṣh al-Qur’ān?
2.      Ada berapa macam Qaṣhaṣh al-Qur’ān?
3.      Bagaimana karakteristik Qaṣhaṣh al-Qur’ān?
4.      Apa tujuan Qaṣhaṣh al-Qur’ān?


PEMBAHASAN

A. Pengertian Qaṣhaṣh al-Qur’ān
            Kata qaṣaṣ/qisas berasal dari Bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata qissah yang berarti cerita atau hikayat[4].   menurut Muhammad Ismail Ibrahim kata qisas berarti “hikayat” (dalam bentuk) prosa yang panjang”[5]. sedang menurut Manna Khalil al-Qattan “qaṣaṣtu aṡarahu” yang berarti “kisah ialah menelusuri jejak”[6]. Kata al-qaṣaṣ adalah bentuk masdar, seperti dalam firman Allah Q.S. Al-Kahfi (18): 64 disebutkan:
فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا
Terjemahnya:
            Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula[7].
Maksudnya kedua orang itu kembali mengikuti jejak darimana keduanya itu datang. Dan firmanNya melalui lisan ibu Musa, QS. Al-Qaṣaṣ (28): 11 sebagai berikut:
ôMs9$s%ur ¾ÏmÏG÷zT{ Ïm‹Å_Áè% (
Terjemahnya:
Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: ikutilah dia[8].
Maksudnya ikutilah jejaknya sampai kamu melihat siapa yang mengambilnya. Secara etimologi  (bahasa), al-qaṣaṣ mempunyai arti urusan(al-amr), berita (al-khabar), perbuatan (al-sya’an), dan keadaan (al-hal)[9]. Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata al-qaṣsaṣ diterjemahkan dengan kisah yang berarti kejadian (riwayat, dan sebagainya). Menurut al-Raghib al-Iṣfahani, qaṣaṣ adalah akar kata (maṣdar) dari “qaṣṣa-yaquṣṣu”, secara lugawi konotasinya tak jauh berbeda dari yang disebutkan di atas, yang dipahami sebagai “cerita yang ditelusuri”[10] seperti dalam Firman Allah swt. Q.S. Yusuf (12): 111:
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأولِي الألْبَابِ
Terjemahnya:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunya akal”.
            Berdasarkan pada beberapa arti di atas, dapat diambil pengertian bahwa qiṣaṣ sama dengan kisah yang mempunyai arti segala peristiwa, kejadian atau berita yang telah terjadi dari suatu cerita untuk menelusuri jejaknya.
Adapun yang dimaksud dengan Qaṣaṣ al- Qur’ān adalah
 إخبار عن الأحوال الماضية والأنبياء القدماء والأحداث الواقعة فى الماضى.
Pemberitaan mengenai keadaan umat terdahulu, nabi-nabi terdahulu, dan peristiwa yang pernah terjadi”[11].
            Menurut perspektif Alquran, Allah swt. mengungkapkan diriNya melalui peristiwa-peristiwa, namun wahyuNya menggunakan tema-tema yang sudah terkenal dan dinyatakan kembali sampai orang-orang beriman meresapinya.[12] Alquran banyak mengandung keterangan tentang kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona.
            Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan, bahwa pada kisah-kisah yang dimuat dalam Alquran semuanya cerita yang benar-benar terjadi, tidak ada cerita fiksi, khayal, apalagi dongeng. Jadi bukan seperti tuduhan sebagian orientalis bahwa Alquran ada yang tidak cocok dengan fakta sejarah[13].

kelanjutan makalah dan lampiran footnote lihat di: macam, karakteristik dan tujuan qashash al-qur'an






Related Posts:

0 Response to "KISAH AL-QUR'AN / QASHASH AL-QUR'AN Bag. 1 (makalah lengkap)"